KENAPA BANYAK LULUSAN SARJANA YANG MENGANGGUR?
Belakangan ini banyak sekali media cetak maupun online yang
mengulas masalah tingginya tingkat pengangguran di kalangan sarjana. Miris
memang kalau membaca isinya dan lebih miris lagi saya sebagai lulusan sarjana
juga mengalami hal tersebut. Berdasarkan data yang dihimpun BPS, angka lulusan
sarjana yang menganggur mencapai ±700.000
orang per Februari 2016, cukup tinggi dibanding jika dibandingkan dengan
lulusan yang lainnya.
sumber gambar : indopos.co.id
Banyak anggapan yang menilai jika lulus dari universitas
otomatis mendapat pekerjaan atau langsung bisa bekerja di perusahaan.
Sepertinya anggapan seperti itu haruslah segera diluruskan. Menjadi sarjana
tidaklah seperti mendapat tiket emas menuju pekerjaan yang diinginkan, ada
banyak sekali faktor yang menyebabkan lulusan sarjana belum mampu mendapatkan
pekerjaan setelah lulus dari universitas. Beberapa faktor penyebabnya adalah
sebagai berikut.
Jumlah Sarjana Tidak
Sebanding Dengan Kebutuhan Tenaga Kerja
sumber gambar : cloudfront.net
Setidaknya ada ribuan mahasiswa dari berbagai jurusan yang
lulus setiap tahunnya. Ribuan mahasiswa ini tentunya berharap untuk segera
mendapatkan pekerjaan di sebuah perusahaan, instansi, atau kantor tertentu.
Sayangnya kebutuhan tenaga kerja belum sebanding dengan jumlah sarjana yang
mencari pekerjaan. Belum lagi lulusan sarjana juga harus juga bersaing dengan
tenaga kerja asing yang juga mencari pekerjaan di Indonesia. Akhirnya banyak
lulusan sarjana yang tidak terserap dan akhirnya menganggur sementara waktu.
Kurangnya
Keterampilan
Tidak semua lulusan sarjana dibekali dengan keternapilan
yang dibutuhkan, misalnya saja keterampilan kemampuan berbahasa asing. Akibat
kurangnya kecakapan tersebut, perusahaan asing akhirnya lebih memilih
memperkejakan pekerja asing untuk bekerja pada perusahaan daripada menyewa
pekerja Indonesia.
Post Graduate Ego
sumber gambar : .newsweek.com
Saya yakin banyak sekali lulusan sarjana yang pernah
merasakan hal ini. Sebagai lulusan sarjana, kita pasti pernah memilih – milih
pekerjaan sebelum apply dan akhirnya
bekerja. Perasaan seperti ini biasanya diikuti dengan keengganan untuk melamar
pekerjaan jika tidak sesuai kualifikasi yang dimiliki dan memilih untuk
menganggur dulu.
Memang susah jika mengalami perasaan yang seperti ini. Di
satu sisi kita ingin bekerja dengan kemampuan dan ilmu yang didapat di bangku
kuliah, di sisi lain kita juga terdesak untuk segera mendapatkan pekerjaan.
Hal yang seperti ini mungkin tidka dimilik oleh lulusan
jenjang lain (seperti SD, SMP, SMK/SMA) karena menjadi sarjana memiliki beban
dan tanggung jawab yang berat. Jika bekerja di bawah standar (misalnya yang
bisa dikerjakan oleh lulusan SMA) maka seolah membuang pengalaman belajar yang
sudah di tempuh selama kuliah.
Lalu Bagaimana?
Menunggu dan bersabar mungkin adalah hal yang tepat untuk
dilakukan di saat mengalami masa menganggur begini. Bukan berarti kita hanya
menunggu saja, tapi bisa diisi dengan melatih keterampilan baru, mengikuti job
fair, atau bahkan membuka lapangan pekerjaan.
Keadaan seperti ini memang tidak bisa diselesaikan begitu
saja, akan tetapi perlu bantuan dari berbagai macam pihak seperti pihak
universitas/perguruan tinggi, para investor, dan tentunya dengan bantuan
pemerintah.
0 komentar: