KAS KECIL : BAGAIMANA MENCATAT DAN MENGENDALIKAN KAS KECIL
Kas Kecil adalah kas/dana yang digunakan untuk membayar
keperluan perusahaan dalam jumlah yang kecil, misalnya seperti membayar
konsumsi, ongkos taxi, membeli perangko atau membeli alat tulis. Operasi Kas
Kecil dengan menggunakan Imprest System
melibatkan tiga aktivitas yang meliputi:
1.
Pendanaan Kas Kecil
Dua langkah penting dalam pendanaan kas
kecil meliputi (1) menunjuk orang yang akan bertanggung jawab terhadap kas
kecil dan (2) menentukan jumlah kas kecil. Biasanya perusahaan akan menentukan
besarnya kas kecil sejumlah kebutuhan yang terjadi dalam jangka waktu 3-4
minggu.
Misalnya Mozu, Inc memutuskan untuk
mendanai kas kecil sebesar Rp 3.000.000; maka jurnalnya adalah
Kas Kecil 3.000.000
Kas
3.000.000
Bagaimana jika bulan berikutnya perusahaan
memutuskan untuk menaikkan kas kecil? Jika perusahaan ingin menaikkan jumlah
kas kecil, maka tinggal mendebit kas kecil. Misal bulan selanjutnya Mozu, Inc.
menaikkan kas kecil menjadi 7.500.000, maka jurnalnya adalah
Kas Kecil 4.500.000
Kas
4.500.000
2.
Melakukan Pembayaran dari Dana Kas Kecil
Pemegang kas kecil mempunyai wewenang untuk
melakukan pembayaran dari kas kecil yang menyesuiakan dengan kebijakan
managemen yang telah ditentukan. Biasanya pihak manajemen akan membatasi jumlah
pengeluaran dari kas kecil. Demikian juga pihak manajemen tidak akan
mengizinkan penggunaan kas kecil untuk
jenis transaksi tertentu, misalnya pemberian pinjaman jangka pendek oleh
karyawan.
Setiap pembayaran menggunakan kas kecil
perusahaan harus mencatat dan mendokumentasikannya dengan bukti transaksi kas
kecil atau yang biasa disebut voucher kas kecil.
Karena menggunakan imprest system,
perusahaan tidak melakukan pencatatan ketika pengeluaran terjadi sebab hal ini
dianggap tidak begitu penting dan tidak begitu layak untuk dilakukan
pencatatan. Sebagai gantinya, perusahaan akan mengakuinya ketika melakukan
pengisian kembali.
3.
Pengisian Kembali Dana Kas Kecil
Ketika dana kas kecil mencapai jumlah yang
minimum, maka perusahaan akan melakukan pengisian kembali. Pemegang kas kecil
melakukan permitaan pengisian kembali kas kecil. Pemegang kas kecil menyiapkan
daftar (summary) dari pengeluaran – pengeluaran yang telah terjadi , bukti
pengeluaran kas kecil, dan bukti pendukung lainnya (tagihan atau faktur) untuk
kemudian diberikan kepada bendahara perusahaan. Bendahara kemudian memeriksa
dokumen – dokumen dan memberikan persetujuan dengan mengeluarkan check untuk
mengisi kembali dana kas kecil. Dalam waktu yang bersamaan, semua dokumen yang
sudah disetor tadi diberikan stempel “telah dibayar” atau “Paid” untuk mencegah
dokumen tersebut digunakan kembali.
Misalnya dalam waktu satu bulan, Mozu, Inc.
menggunakan kas kecil untuk beban perangko sebesar 1.320.000, beban angkut
sebesar 390.000 dan beban lain – lain sebesar 150.000, maa jurnalnya adalah:
Beban Perangko 1.320.000
Beban Angkut
390.000
Beban lain – lain 150.000
Kas 2.610.000
Dalam waktu tertentu perusahaan biasanya
mengalami ketidakcocokkan pada jumlah yang tersisa pada kas kecil dengan jumlah
yang ada pada bukti transaksi. Jika hal ii terjadi maka perusahaan akan
mencatatnya sebagai kelebihan atau kekurangan kas kecil dengan mendebit atau
mengkredit akun Selisih Kas (Cash Over or Short).
Beban Perangko 1.320.000
Beban Angkut
390.000
Beban lain – lain 150.000
Selisih Kas 30.000
Kas 2.640.000
Perusahaan melaporkan Selisih Kas sebagai beban lain – lain (jika di debit) dan sebagai pendapatan lain –
lain (jika di kredit) dalam laporan Laba Rugi.
PENGENDALIAN KAS KECIL
homegrown.ph
Untuk mengendalikan kas kecil dapat dilakukan beberapa hal
sebagai berikut:
1.
Setiap voucher kas kecil harus diberi nomor agar
tidak terjadi pencatatan transaksi ganda atau tidak sama sekali.
2.
Setiap voucher kas kecil membutuhkan tanda
tangan dari pemegang kas kecil dan karyawan yang menerima pembayaran.
3.
Pengawas melakukan perhitungan mendadak
(surprise counts) pada kas kecil.
4.
Menahan atau menghancurkn voucher kas kecil yang
telah dibayar agar tidak dapat digunakan kembali.
0 komentar: